PSPPR UGM menerima kunjungan dari Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, yang diwakili oleh Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Madya, Ir. Hanna Prastuti, M.M., yang didampingi oleh Muhammad Wahyu Akbari, S.PWK. Kunjungan tersebut diterima oleh Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D., dan tenaga ahli yang membidanginya.
Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka rencana kerjasama Penyusunan Strategi Pengembangan Kawasan Perdesaan. Dalam kesempatan tersebut, disebutkan bahwa terdapat dua indikator sasaran strategis yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2020-2024, yaitu indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional) dan indeks rata-rata perkembangan 30 KPPK (Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian). Kedua indikator ini digunakan sebagai tolok ukur dalam rangka mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan kawasan perdesaan secara berkelanjutan. Selanjutnya disampaikan pula bahwa terdapat lima dimensi pembentuk kawasan perdesaan, yaitu dimensi ekonomi, sosial budaya, lingkungan, jejaring prasarana dan sarana, serta kelembagaan.
Kerjasama yang telah terjalin baik antara PSPPR UGM dengan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi ini direncanakan akan dilanjutkan di tahun 2023, dalam kegiatan evaluasi kawasan perdesaan. Dalam pertemuan tersebut, tim berdiskusi mengenai langkah-langkah evaluasi terhadap KPPN dan KPPK sebagai bahan masukan RPJMN Tahun 2020-2024 yang hampir habis masa berlakunya. Saat ini Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi masih terkendala dalam menilai serta memilih lokasi yang sudah berdaya saing dan dapat dijadikan percontohan. Hal ini juga tidak terlepas dari dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP), sehingga perlu untuk mereview apakah program dan kegiatan yang tertuang dalam matriks dokumen tersebut masih relevan dengan perkembangan daerah.