Pada hari Kamis, 2 Juni 2022, PSPPR UGM menerima kunjungan dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Manggarai. Kunjungan yang dipimpin langsung oleh Drs. Siprianus Jamin (Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Manggarai), diterima oleh Kepala PSPPR UGM Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D., beserta Ir. Leksono Probo Subanu, M.Sc., Ph.D.; Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D.; Dr. Suharman, M.Si.; dan beberapa Tenaga Ahli yang membidangi urusan perumahan dan permukiman.
PSPPR UGM melaksanakan kegiatan audiensi dengan Pemkab Wonosobo dan Pemkab Banjarnegara dalam rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Infrastruktur Permukiman (RPIP) Kawasan Dieng. Kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara PSPPR UGM dengan Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian PUPR.
Adapun agenda yang dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei 2022 ini adalah Diskusi Persiapan Kegaiatan Survei. Diskusi yang dilangsungkan di Kantor Bappeda Kabupaten Wonosobo ini melibatkan tim dari PSPPR UGM, Direktorat PKP Kementerian PUPR, dan para pemangku kepentingan terkait.
Pada hari Rabu, 11 Mei 2022, bertempat di kantor PSPPR UGM di Jalan Kemuning Sekip Blok M-2 Yogyakarta, PSPPR UGM menerima kunjungan dari Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR.
Rombongan diterima oleh Kepala PSPPR UGM Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D., beserta Ir. Leksono Probo Subanu, M.Sc., Ph.D.; Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D.; Retno Widodo Dwi Pramono, S.T. M.Sc. Ph.D.; dan beberapa Tenaga Ahli yang membidangi urusan perumahan dan permukiman.
Rangkaian kegiatan Seminar Serial dan Workshop PSPPR ditutup dengan terselenggaranya Workshop yang dilaksanakan secara bauran di University Club (UC) Hotel Universitas Gadjah Mada dan Zoom Meeting, serta disiarkan langsung melalui kanal YouTube PSPPR UGM. Acara yang berlangsung pada Rabu, 23 Maret 2022 mengusung tema, “Manajemen Pengembangan Wisata Berkelanjutan di Kawasan Lindung”.
Seminar Serial dan Workshop ini diselenggarakan oleh Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional (PSPPR) UGM atas kerjasama dengan Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota (MPWK) UGM, Ikatan Ahli Perencana (IAP) DIY, serta Forum Diskusi Kritis Media Yogyakarta.
Acara yang dipandu oleh Dr. Ir. Agam Marsoyo, M.Sc. ini menghadirkan lima pembicara, yaitu Dr. Danang Wahyu Broto, S.E., M.Si. (DPRD Provinsi DIY Komisi B); Drs. Irawan Jatmiko, M.Si. (DPMPT Kabupaten Gunungkidul); Aminudin Azis (Pengusaha Destinasi Wisata Wulenpari, Gunungkidul); Gusti Kanjeng Ratu Bendara (Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Provinsi DIY); dan I Made Agus Aryawan, S.T., M.T. (Kepala DPMPTSP Kabupaten Badung, Provinsi Bali).
Melanjutkan rangkaian kegiatan Seminar Serial dan Workshop PSPPR UGM, pada hari Kamis, 17 Maret 2022 telah terselenggara Seminar Seri 2 yang mengusung tema “Risiko Keselamatan dan Dampak Lingkungan dalam Pengembangan Wisata di Kawasan Lindung”. Seminar Seri 2 ini ditujukan untuk mengetahui berbagai risiko yang timbul akibat pengembangan wisata di kawasan lindung; mengetahui daya dukung lingkungan dalam pengembangan destinasi wisata di kawasan lindung yang ada di Provinsi DIY; mengetahui kebijakan pengembangan UNESCO Global Geopark yang ada di Provinsi DIY; dan mengetahui perlunya manajemen pembangunan dalam pengembangan destinasi wisata di kawasan lindung.
Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang memiliki daya tarik yang besar bagi wisatawan. Perubahan profil wisatawan selama dua dekade terakhir ini mengakibatkan dibukanya lokasi-lokasi wisata baru yang terletak di kawasan yang memiliki keunikan alami di kawasan Pantai Selatan dan di kawasan perbukitan, dimana sebagian besar lokasinya terletak di kawasan yang memiliki risiko kerusakan lingkungan dan risiko keselamatan yang tinggi, serta cenderung berada di kawasan lindung. Di sinilah kita melihat adanya sebuah paradoks: pengembangan lokasi wisata di kawasan lindung mengandung manfaat yang dirasakan banyak pihak, namun juga memiliki risiko kerusakan dan keselamatan bagi lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen yang mampu menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan perlindungan. Berdasarkan latar belakang tersebut, PSPPR UGM menyelenggarakan Seminar Serial dan Workshop dengan tema “Paradoks Pembangunan Pariwisata dan Pengendalian Kawasan Lindung” pada tanggal 16-17 Maret 2022 dan 23 Maret 2022.
Keluarga besar PSPPR UGM pada hari Kamis 12 Mei 2022 menyelenggarakan kegiatan Syawalan di Hotel Harper Malioboro. Kegiatan ini dihadiri oleh Pengelola, Tenaga Ahli serta Tenaga Kependidikan di lingkungan PSPPR UGM.
Kegiatan syawalan ini diawali oleh sambutan dari Kepala PSPPR UGM Prof.Ir Bambang Hari Wibisono, MUP,M.Sc.,Ph.D. Adapun hikmah syawalah disampaikan oleh Bapak Dr.Eng.M.Sani Roychansyah S.T.,M.Eng. Isi dari hikmah syawalan tersebut adalah agar kita umat manusia bisa kembali fitri. Bulan Ramadhan merupakan kesempatan kita untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan diharapkan kebiasaan baik di bulan Ramadhan tersebut menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Kegiatan syawalan kemudian diakhiri dengan kegiatan berjabatan tangan saling memaafkan antar civitas PSPPR UGM.
PSPPR UGM bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melaksanakan Workshop Penyusunan Modul Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Manusia Bidang Perencanaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi. Workshop ini dilaksanakan pada 6 – 8 Februari 2020 di Hotel Santika. Workshop ini dihadiri oleh tenaga ahli dan asisten tenaga ahli penyusun modul pelatihan dan difasilitasi oleh Dirjen PK Trans KDPDTT.
Daerah tertinggal adalah daerah yang kemajuannya terhambat oleh berbagai kendala yang dihadapi di daerah tersebut dalam pembangunan, sehingga daerah tersebut termasuk dalam kategori tertinggal dari daerah lain. Sesuai dengan salah satu agenda pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 yaitu “Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan” maka percepatan pembangunan daerah tertinggal merupakan salah satu bagian yang teramat penting di dalam agenda tersebut. Untuk itu diperlukan perhatian khusus kepada daerah tertinggal melalui program-program afirmatif yang secara spesifik ditujukan untuk mengatasi hambatan dan kendala spesifik yang dialami oleh setiap daerah tertinggal dalam upaya meningkatkan hasil pembangunan di daerahnya.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi berkerjasama dengan Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional (PSPPR) UGM pada tahun 2019 melaksanakan kegiatan Evaluasi Tingkat Perkembangan Kawasan Perkotaan Baru.
Program pembangunan Kawasan Perkotaan Baru (KPB) dipandang sebagai upaya strategis Pemerintah dalam membangun dan mengembangkan kawasan transmigrasi. Oleh sebab itu hingga saat ini Pemerintah telah membangun dan mengembangkan sebanyak 48 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) yang tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua.