PSPPR UGM telah memaparkan Laporan Pendahuluan Reviu PP Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Hadir secara luring, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Ir. Eko Haryanto, MM., yang didampingi oleh Direktur Penyerasian Rencana Program, Rafdinal, S.Sos., MTP.; Direktur Penyerasian Pembangunan Daerah Khusus, Dr. Rudi Dwi Hartoyo, AP., M.Si.; serta Direktur Penyerasian Pemanfaatan SDA & Lingkungan, Drs. Sumarlan, S.Pd., M.Si.. Sementara itu, tim PSPPR dipimpin oleh Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP.,M.Sc., Ph.D., beserta Ir. Leksono Probo Subanu, MURP., Ph.D. sebagai koordinator tim, dan para Tenaga Ahli kegiatan tersebut. Acara yang dilaksanakan secara hybrid ini dihadiri pula secara daring oleh perwakilan Kantor Staf Presiden, Sekretaris Eksekutif TNP2K Sekretariat Wakil Presiden, Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, serta para eselon I dan II disertai staf di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan tim Advisory Direktorat Penyerasian Rencana dan Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
daerah tertinggal
Ir. Leksono Probo Subanu, MURP., Ph.D., sebagai advisory board member PSPPR UGM diundang sebagai narasumber dalam diskusi panel untuk memperingati Hari Percepatan Pembangunan Daerah (PPD) yang diselenggarakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di Bondowoso pada 17 November 2022 yang lalu. Leksono Probo Subanu memaparkan tema “Evaluasi Paruh Waktu Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024”. Hasil sementara Evaluasi Paruh Waktu Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024 menunjukkan bahwa 90% daerah tertinggal menyetujui status sebagai daerah tertinggal (DT), namun 40% lebih merasa optimis akan dapat dientaskan pada tahun 2024. 73% daerah tertinggal entas (DTE) menyetujui status sebagai DTE, namun hanya 13% yang merasa tidak menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan pembangunan, 77% sisanya merasakan ada kesulitan dan 9% masih menghadapi kesulitan besar.